Disini akan dijelaskan makanan-makanan khas Ramadhan di berbagai Negara, yaitu sebagai berikut ;
Sawine, Trinidad dan Tobago
Republik Trinidad dan Tobago adalah pulau paling selatan di kawasan Karibia. Letaknya sekitar 11 kilometer di sebelah timur pesisir Venezuela. Menurut Wikipedia, 6 persen dari total populasi di Trinidad dan Tobago memeluk agama Islam. Mereka umumnya tinggal di Trinidad.
Nah, saat Ramadhan tiba penduduk Trinidad biasanya menyiapkan sawine. Sawine adalah sejenis takjil manis, dibuat dari bihun yang disajikan bersama kuah susu dan kacang-kacangan. Kuahnya dibumbui dengan rempah-rempah seperti jahe dan kayu manis. Makanan ini dihidangkan panas-panas.
Kothu Paratta, India Selatan dan Sri Lanka
Aratta adalah sejenis roti pipih goreng yang menjadi makanan pokok bagi sebagian penduduk di negara-negara Asia Selatan, yaitu Sri Lanka, Nepal, dan India. Sementara Kothu Paratta yang secara harfiah berarti paratta cincang adalah paratta yang dicincang kemudian dimasak dengan telur, sayuran, atau daging, beserta salna, sejenis saus pedas khas Asia Selatan.
Pembuatan makanan ini cukup unik. Semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat Kothu paratta dimasukkan bersamaan ke dalam wajan yang sudah dilumuri minyak dan dimasak dengan cara orak-arik hingga matang. Kothu Paratta biasa dijajakan di pinggir jalan. Biasanya disantap sebagai makanan ringan. Dan saat Ramadhan tiba, para pedagang kaki lima yang menjajakan makan ini bertebaran di pinggir jalan.
Fruit Chaat, Pakistan dan India Utara
Fruit chaat jika dilihat sekilas memiliki penampilan yang mirip dengan salad buah dengan saus mayones. Tetapi jika dirasakan, potongan-potongan buah dalam Chaat dibalur dengan saus yang dibumbui dengan rempah-rempah. Makanan ini termasuk hidangan cepat saji yang biasa dijajakan di kedai-kedai pinggir jalan di India Utara dan Pakistan.
Fruti chaat dibuat dari potongan buah pepaya, pisang, jeruk, delima merah, anggur, apel, nanas, dan kentang atau ubi manis yang sudah dikukus terlebih dahulu. Sausnya berwarna kecoklatan dan manis dengan sedikit sentuhan rasa rempah yang tajam.
Batata Harra, Lebanon
orang barat memiliki menu French Fries, maka warga Lebanon memiliki sajian kentang goreng yang bernama Batata harra. Batata Harra yang secara harfiah berarti “kentang pedas” adalah hidangan sayuran khas Lebanon. Makanan ini pembuatannya sangat sederhana. Bahannya terdiri dari kentang, paprika merah, ketumbar, cabai, dan bawang putih yang digoreng bersamaan dalam minyak zaitun. Kadang ditambahkan pula irisan daun ketumbar untuk menambah rasa dan aroma pada hidangan kentang dengan bumbu minimalis ini.
Batata Harra adalah makanan yang populer sebagai mezze, istilah untuk hidangan pembuka di Lebanon. Saat bulan Ramadhan, makanan ini biasa dijadikan menu untuk membatalkan puasa, terutama bagi mereka yang terpaksa berbuka di tengah perjalanan.
Fesenjan, Persia
Fesenjan yang juga dikenal dengan nama khoresht-e fesenjan atau fesenjoon adalah hidangan istimewa dalam kuliner Persia, Irak, dan Iran. Penampilan makanan ini menyerupai kaldu kental yang terbuat dari sirup delima dan kenari. Menurut Wikipedia, secara tradisional makanan ini dibuat dari kaldu unggas ( bebek atau ayam ), bola daging giling, ghormeh atau potongan daging domba, ikan, atau tidak menggunakan daging sama sekali. Rasa makanan ini bervariasi, bisa manis atau asam, tergantung dari cara memasaknya.
Fesenjan kemudian disajikan dengan nasi putih atau kuning khas Persia yang disebut polo atau chelo. Karena tekstur dan rasanya yang cenderung tajam, makanan ini biasa dijadikan menu makanan utama. Saat bulan Ramadhan, warga Persia sering menyiapkan hidangan ini karena fasenjen merupakan makanan yang tahan lama. Konon makanan ini akan terasa makin lezat setelah disimpan seharian
Ful Medames, Mesir
Ful Medames atau sering disebut ful saja sebenarnya adalah hidangan dengan bahan utama kacang fava yang dimasak dalam waktu sangat lama hingga lumat. Masakan yang dipercaya berasal dari Mesir dan Sudan ini terdiri dari kacang fava lumat yang disajikan dengan minyak sayur, jintan, peterseli, bawang merah, bawang putih, dan air jeruk lemon. Fule medames merupakan makanan pokok di Mesir dan Sudan, tetapi hidangan ini sangat populer di Levant, Somalia, Djibouti, Eritrea, Ethiopia, dan Arab Saudi.
Makanan ini biasanya dimakan oleh warga Mesir untuk sarapan. Tetapi saat bulan Ramadhan lebih populer untuk menu berbuka. Ful medames, terutama yang dijajakan pedagang kaki lima Mesir biasanya memang mengandung gizi lengkap, terdiri dari roti, acar sayuran, dan rempah daun segar yang disajikan di sisi piring seperti daun lalapan.
Harira, Maroko
Harira sejatinya adalah rebusan domba dan chickpea yang menjadi makanan khas kesukaan warga negara-negara Afrika bagian utara, terutama Maroko. Sup ini ditengarai berasal dari daerah Maghreb. Ada banyak variasi dari harira, tetapi yang paling umum biasanya memang terbuat dari cincangan daging domba, tomat, chickpea, dan rempah-rempah.
Makanan ini mengandung kalori dan nilai gizi yang cukup tinggi sehingga biasanya disantap untuk berbuka puasa saat bulan Ramadhan.
Lahm Lhalou, Algeria
Lahm lhalou berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘daging manis’. Makanan ini sangat populer di Algeria, terutama saat bulan Ramadhan. Menurut Whats4eats, biasanya kebiasaan berbuka puasa warga Algeria dimulai dengan memakan beberapa buah kurma, kemudian disusul dengan Lahm Lhalou. Di luar bulan puasa, makanan ini biasa dijadikan menu sarapan.
Sesuai namanya, makanan ini terbuat dari daging domba yang dimasak dengan buah prune dan kuah berbumbu kunyit. Hasilnya adalah hidangan yang memadukan rasa daging domba yang tajam dengan bumbu pekat dan sentuhan manis buah prune. Makanan tradisional ini kemudian disajikan bersama sumber karbohidrat berupa biji-bijian dan taburan kacang almond panggang.
0 komentar:
Posting Komentar